Terlahir pada tahun 773 H di Kota Ramalah, Palestina dengan nama
lengkap Syihabuddin Abu Abbas Ahmad bin Husein Bin Hasan Bin Ali Bin Yusuf Bin
Arsalan atau yang biasa dikenal dengan nama Ibnu Ruslan.
Masa kecil Ibnu Ruslan dihabiskan untuk belajar, ia dikenal sebagai
probadi yang sangat tekun. Jadi tidak mengherankan jika pada usia 10 tahun ia
sudah bias menghafal Al-Quran.
Pada mulanya Ibnu Ruslan banyak belajar tentang ilmu Nahwu, Lughat,
Syawahid, dan Nadham. Kemudian ia belajar fiqih secara mendalam pada Imam
Al-Qalqasyandi.Berkat ketekunannya itu ia mampu menguasai seluruh disiplin ilmu
secara lengkap mulai Nahwu, Fiqih, Ushul Fiqih, Lughat, Tafsir, Hadist, Kalam
dan lainnya.
Seiring berjalannya waktu, semangat menuntut ilmunya semakin
bergelora meskipun ia tumbuh di ranah konflik Perang Saib.
Semangat itulah yang menuntunnya untuk pergi mengembara ke berbagai daerah untuk memenuhi dahaga intelektualnya.Guru-guru yang ia datangi merupaka ulama yang memiliki kredibilitas tinggi dibidangnya masing-masing, seperti Imam Al-Qalqasyandi, Imam Ibnu Ha’im, Imam Jalaludin al-Bushtami, Imam Ibnu Nasih, Imam Muhammad al-Qarami, Imam Muhammad al-Qadiri, Imam Abi Khair bin ‘ala’ , dan ulama-ulama terkemuka lainnya.
Semangat itulah yang menuntunnya untuk pergi mengembara ke berbagai daerah untuk memenuhi dahaga intelektualnya.Guru-guru yang ia datangi merupaka ulama yang memiliki kredibilitas tinggi dibidangnya masing-masing, seperti Imam Al-Qalqasyandi, Imam Ibnu Ha’im, Imam Jalaludin al-Bushtami, Imam Ibnu Nasih, Imam Muhammad al-Qarami, Imam Muhammad al-Qadiri, Imam Abi Khair bin ‘ala’ , dan ulama-ulama terkemuka lainnya.
Gejolak semangat belajar yang berkobar membuat Ibnu Ruslan dikenal
memiliki ketekunan yang luar biasa. Setiap aktifitasnya selalu diisi dengan
ilmu, dengan berdiskusi dan Muthola’ah. Dengan kecerdasan dan kealiman beliau,
Syekh Qadli al-Qudlat al-Baghuni mengangkat beliau menjadi staf pengajar di
Madrasah al-Khasasiyah.Namun setelah beberapa tahun jabatan itu ia tinggalkan
dan beliau lebih memilih kehidupan sufi.
فَقِيهًا
وَصُوْفِيًا فَكُنْ لَيْسَ وَاحِدًا
فَإِنِّيْ وَحَقِّ اللهِ اِيَّكَ اَنْصَحُ
“ Jadilah kau seorang faqih sekaligus sufi, Janganlah menjadi salah satunya. Sungguh demi Allah aku berpesan benar kepadamu”
Itulah sepotong syair Imam Syafi’i yang
tepat untuk melukiskan kepribadian Ibnu Ruslan yang diselimuti tabir tasawuf
disamping beliau seorang faqih.
Puasa, Zuhud, Wara’, Khumul, Qana’ah selalu
menjadi hiasan dalam hidupnya. Setiap waktunya selalu digunakan untuk beribadah
sebanyk-banyaknya. Setiap untaian kata-katanya mengandung hikmah yang akan
membuat orang-orang senang untuk mendengarnya. Segala kemewahan dunia beliau
tinggalkan, sehingga tidak heran jika setiap orang yang pernah melihat beliau
akan terpana Karena kebaikan dan ketakwaan yang terpancar dari dalam diri
beliau.
Diantara kitab-kitab karangan beliau, ada
sebuah karya monumental yaitu nadham “Shafwah al-Zubad” sebuah kitab fiqih
dalam madzhab Syafi’i yang sampai saat ini masih menjadi salah satu bahan
kajian utama di dunia pendidikan islam. Tidak hanya kitab “Shafwah al-Zubad” yang
menjadi karangan beliau, tetapi beliau masih mempunya beberapa karangan
lainnya. Diantaranya,
1. Syarh Sunan Abi
Daud , 11 Jilid
2. Syarh Ahadist
Ibnu Abi Jamrah
3. Syarh Minhaj
al-Abidin
4. Syarh Jamu’
al-Jawami’
5. Syarh Sirah
Nabawiyah li al-Imam al-‘iraqi
6. Tashhih ‘ala
al-Hawi
7. Syarh Shahih
Bukhari
Syekh Ibnu Ruslan Wafat pada tanggal 14
Sya’ban 844 H. di Jerusalem. Air mata mengaliri setiap wajah orang-orang yang
ada waktu itu, Mereka rela berdesak-desakan hanya untuk memberikan penghormatan
terakhir pada ulama yang dikasihi umat dan disegani para Umara’ (para penguasa)
yaitu Syeikh Ahmad Ibnu Ruslan.
Post A Comment:
0 comments: