Pengikut

Cari Blog Ini

Navigation

Melacak Munculnya 73 Aliran Islam


Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Sebagian besar muslim di Indonesia menganut faham Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja). Pada mulanya, mayoritas muslim Indonesia mengikuti Madzhab al Asyari dan al Maturidi dalam bidang akidah, Imam Syafi’I dalam bidang fiqih, dan Hujjatul Islam al Ghozali dan Abul Hasan as Syadzili dalam bidang Tasawwuf.
Pada hakikatnya faham Ahlussunnah wal Jama’ah mengikuti ajaran murni dari Rasululloh SAW. Para ulama-ulama merupakan penyambung mata rantai kita dengan baginda Rasululloh SAW. Ibnu Mubarok berkata :
لَوْلَا الْاِنْسَادُ لَقَالَ كُلًّ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ
“Apabila tidak ada sanad, maka berkatalah setiap orang yang berkehendak sesuai keinginan mereka sendiri”
Dikatakan :
هَدَا دِيْنُ فَانْظُرْ عَمَّنْ تَأْخُدُ دِيْنَكَ
“ Islam ini adalah agama, maka fikirknlah dari mana kamu mengambil agama ini”

Sejarah munculnya aliran-aliran dalam Islam

Semenjak wafatnya Rasululloh SAW, umat islam sebenarnya berada dalam satu garif pemahaman akidah dan fiqih. Perbedaan yang pertama adalah mengenai meninggalnya Nabi Muhammad SAW, sebagian kaum menganggap beliau tidah meninggal, melainkan diangkat oleh Allah SWT sebagaimana terangkatnya Nabi Isa As. Perbedaan ini kemudian usai setelah Abu Bakar Ra membacakan surah az Zumar ayat 30 :
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) aka meninggal dan manusiapun akan meninggal”

Lalu para sahabat berselisih tentang tempat pemakaman Rasululloh , ada yang ingin dimakamkan di Mekkah, ada yang ingin di makamkan di Madinah, dan ada pula yang menginginkan Rasululloh dimakamkan di Baitul Maqdis.Perbedaan ini usai setelah Abu Bakar meriwayatkan :
“Sesungguhnya para nabi itu dimakamkan dimana mereka diambil nyawanya”

Masalah berikutnya tentang Imamah (kepemimpinan setelah beliau). Lalu masalah ini juga usai setelah Abu Bakar meriwayatkan dari Nabi SAW. “Sesungguhnya Para Nabi itu tidak mewarisi (harta)”. Dan masih banyak perbedaan-perbedaan lainnya.

Pertentangan sesungguhnya terjadi pada zaman Sayyidina Utsman. Sebagian orang tidak setuju dengan kebijakan beliau yang lebih memprioritaskan kerabatnya dalam kursi pemerintahan. Akbirnya mereka memberontak dengan menghunuskan pedang ke leher beliau saat beliau masih nikmat membaca Al-Quran.Inilah awal dari Fitnah Kubro yang terjadi setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Setelah wafatnya Sayyidina Utsman, Kaum pemberontak memaksa Sayyidina Ali untuk mau dibaiat sebagai khalifah. Awalnya beliau menolak, tetapi setelah seluruh kaum muslimi dipaksa untuk membaiatnya, Sayyidina Ali bersedia dibaiat menjadi khalifah.
Pada masa Sayyidina Ali, sebagian golongan memutuskan mengelurkan diri dari barian taat kepada Sayyidina Ali.Mereka mengibarkan bendera perbedaan dengan beliau, bahkan berencana akan membunuh beliau.Kaum inilah yang dikenah dengan sebutan Kaum Khawarij (Kelompok yang mengeluarkan diri).

Aliran Khawarij terpecah menjadi 20 golongan yang saling mengkafirkn satu sama lain. Diantaranya adalah Muhkamatul Ula, Azariqoh, Majadat, Shufriyah, ‘Ajaridah dan Ibadiyyah. ‘Ajaridah terpecah menjadi beberapa golongan, diantaranya Khozimiyyah, Sya’biyyah, Ma’lumiyyah, Majhuliyyah, Ma’badiyyah, Rosyidiyyah, Mukarromiyyah, Hamziyyah,Ibrahimiyyah, dan Waqifah. Ibhadiyyah terpecah menjadi hafsiyyah, Haritsiyyah, Yaidiyyah, Ashhabu Tho’at.
Sedangkan sebagian golongan yang lain tidak mengeluarkan diri dari Sayyidina Ali, bahkan mereka sangat berlebih-lebihan dalam memuji beliau dan mengesampingkan sahabat yang lain. Golongan ini diprakarsai oleh seorang tokoh munafik, Abdulloh bin Saba’. Kelompok inilah yang akhirnya menyandang nama Syiah atau Rofidhoh. Lantas Sayyidina Ali membakar mereka dan mengasingkan Abdulloh bin Saba’ ke pedalaman kota.

Setelah itu aloran Rofidhoh terpecah menjadi 4 Golongan, yaitu Zadiyyah, Imamiyyah, Kaisyaniyyah, dan Ghulat. Keempat aliran tersebut terpecah lagi menjadi beberapa sekte. Aliran Zadiyyah terpecah menjadi Jarudiyyah, Sulaimaniyyah, dan Buthriyyah. Imamiyyah terpecah menjadi 15 golongan, yakni, Baqiriyyah, Nawisuyyah, Syamaitiyyah, ‘Ammariyyah, Ismailiyyah, Mubarokiyyah, Musawwiyyah, Qoth’iyyah, Itsna Asyariyyah, Hisyamiyyah, Zuroriyyah, yunusiyyah, Syaithoniyyah, dan Kamiliyyah. Sedangkan Ghulat terpecah menjadi Bayaniyyah, Mugiriyyah, Janahiyyah, Manshuriyyah, Khitobiyyah, dan Hululiyyah. Golongan seperti mereka sudah jelas keluar dari agama islam, sebeb mempertuhankan Imam dan menghujat para khalifah.

Sebagian golongan lain memilih tidak memberikan sikap tentang apa yang terjadi pada waktu itu, Akan tetapi mereka malah mendirikan aliran sendiri yang berpendapat tentang akidah. Mereka mengatakan, iman dalam hati saja sudah cukup. Setelah itu tidak masalah seorang melakukan kemaksiyatan dan kekufuran. Aliran ini dinamakan Murji’ah dan terpecah menjadi 5 golongan yaitu, Yunsiyyah, Ghossaniyyah, Tsaubaniyyah, Taumaniyyah, dan Marisiyyah.

Setelah itu banyak aliran-aliran baru yang bermunculan, seperti Qodariyyah, Muktazilah. Muktazilah terpecah menjadi Washiliyyah, ‘Amruwiyyah, Hudziyyah, Nadzomiyyah, Mardariyyah, Ma’mariyah, Tsumamiyyah, Jahidziyyah, Khobithiyyah, Himmariyyah, Khoyathiyyah, Syahmaliyyah, Ashhabu Shohih Qubbah, Marisiyah, Ka’biyyah, Jubba’iyyah, dan Bahsyamiyyah.

Satu aliran yang keluar dari Muktazilah adalah najariyyah yang kemudian terpecah menjadi burgutsiyyah, Za’faroniyyah, dan Mustadrikah. Aliran lainnya yang berdiri sendiri adalah Bakriyyah, Dhiroriyyah, Jahmiyyah, dan Karromiyyah.
Rasulolloh SAW telah memprediksikan bahwa umat islam akan terpecah mejadi 73 golongan. Dari golongan tersebut yang selamat hanya satu, yakni Ahlussunnah wal Jama’ah.

Posisi Ahlussunnah Wal Jama’ah

Ahlussunnah wal Jama’ah adlah sekelompok orang yang konsisten mengikuti Sunnah Rasululloh SAW. Golongan inilah yang medapat julukan Firqoh Najiyyah (golongan yang selamat). Mereka adalah para ulama dari golongan Ahli Hadist, Ahli Ro’yi, dan para Ulama pendukungnya. Mereka memiliki pandangan yang sama tentang pentauhidan kepada Allah SWT, Sifat-sifat-Nya, keadilan-Nya, hikmah-Nya, nama-nama-Nya, tentang kenabian, imamah dan masalah-masalah akidah yang lain. Barangsiapa yang masuk golongan tersebut sampai akhir hayatnya, dan tidak tercampuri oleh aliran lain, maka ia masuk dalam golongan selamat.Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah golongan yang benar-benar menghantarkan kita meraih keselamatan dunia dan akhirat.

Oleh : Farhan Shodiq dan Muhammad Hamdi
Sumber : al Farqu Bainal Firoq Karangan Imam Abdul Qohir al Baghdadi

Dan al Kawakibullama’ah karangan Syaikh Abdussyakur as Senori.
Share
Banner

Post A Comment:

0 comments: